No escape room

Image result for horror room image
Sumber: Google

Srrkk  srrkkkk

Suara itu menggelegar ke satu ruangan yang sempit ini.Aku masih menyembunyikan tubuhku dibawah selimut pink pastel, seolah  ini adalah tempat ter-aman sedunia.

Suara itu mendekat. Aku semakin takut dan semakin menciutkan tubuhku ke dalam selimut. Orang tuaku sudah tiada, ya  perlu kalian tau aku seeorang yatim piatu.

Aku anak tunggal, oooh, bukan. aku memiliki satu orang  kakak. Dia tidak tinggal bersamaku.Dia di New york sedangkan aku di Hamming town. Sangat jauh bukan ?.

"SIAPA DISANA!!!!!? percayalah, aku hanya  memberanikan diri untuk melihat seluruh bagian dari kamar ini. Dan hasilnya 0. Tidak ada apa-apa disini. Hanya aku disini. aku menghempaskan nafas lega.

"aku harus menelpon seseorang",aku bermonolog. Dan aku segera meraih ponsel disebelah kananku dengan cepat.

aku menekan kontak seseorang, kately brinner. Sahabatku, tetanggaku, teman sebangku-ku.

oh tuhan! Dia tidak menjawab panggilan daruratku. Sungguh sebenarnya aku masih takut. Hal ini sudah menerorku sekitar 5 bulan terakhir.

"ada apa menelponku bell?" tanya kate yang sudah bersandar di ambang pintu kamarku, dengan keadaan pintu  yang terbuka.

"oh my god! finally you are here, kate" cepat  ku hempas selimutku dan berlari ke arahnya seraya memeluknya erat. Dia tidak membalas pelukanku.

"what happend  bell? something inside?" dia  memasuki  kamarku   dengan penasaran. Dan mengutak-atik semua barangku.

"untuk apa kau mengacak-acak barang-barangku, Kate?"Aku  dari tadi mengikutinya dari belakang pun heran, dia tidak menjawab. Hmm baiklah.

Lalu ponselku berbunyi beberapa kali. segera kusambar ponselku yang masih tergeletak di ranjangku. mataku tertuju pada layar ponsel. Ini kontak Kate!. Aku tak mengerti..

"ada apa bell? makhluk itu lagi?" tanyanya dalam ragu. Aku gemetar, dan melihat ke arah  kate dikamarku.

Dia berada disana sedang membuka laci meja riasku yang berisi benda-benda tajam. OH TUHAN!! Aku sungguh terkejut dan menyudahi panggilan telponku dengan Kate.

"Tak  ada apa-apa disitu. Hanya pisau dan gunting" kataku pelan sembari menutup kembali laci meja yang dia buka.

Namun  dia terus membuka  dan menutupnya lagi berulang-ulang.  Aku menghembuskan nafas memberanikan diri dan membalikkan tubuhnya ke arahku.

"ADA APA KAA----AHHHH" wajah Kate, itu bukan Kate!! 
wajahnya berdarah, banyak  sekali luka bakar yang berbekas. Mulutnya yang robek mengeluarkan darah. Sedikit.

Aku baru ingat! laci itu masih terbuka. Aku segera mendorong tubuhnya dan berniat untuk mengambil pisaunya. Namun pisaunya hilang! begitu juga dengan guntingnya.

Aku terkejut dan segera menghindar, tapiiii... Dia hilang! entah kemana. Antara lega dan takut. benar-benar, ini tidak lucu.

"Kate! aaaah Kateeee!" Aku menangis, entah mengapa rasanya sakit sekali dadaku, aku menjatuhkan diri ke lantai, memegang dadaku yang sakit. Aku melihat ....

darah,  dan  bekas pisau. "Ada apa iniii ???" sekarang aku makin menangis dan membalikkan tubuhku ke arah pintu. Disitu ada Kate, memegang pisau sambil tersenyum, akupun tersenyum.Ku coba bangkit berjalan tertatih ke arahnya.

Namun segera ku tersadar .......

"ka----kau bu----bukanhh--kat--kate" aku kembali terjatuh.
semuanya gelap bahkan saat aku merasa sudah sadar.



Komentar

  1. Waaah... Bisa bikin cerita begini tuh kereeen. Aku suka ngikutin ceritanya. Horor yg bikin penasaran nih 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasii auntie alma ..tunggu cerita2 berikutnya yaa 💕

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rintik hujan di halte bus

an.nyeong